I'm Scoliosis

Ada sebagian orang yang sudah mengetahui apa itu skoliosis tapi sebagian orang juga sering bertanya-tanya apa itu skoliosis. disini saya akan sedikit menjelaskan apa itu skoliosis?

skoliosis adalah pembengkokan kearah samping dari tulang belakang yang merupakan suatu deformitas (kelainan) penyakit. sampai saat ini skoliosis belum diketahui penyebabnya. sebagian besar yang terkena skoliosis adalah kaum wanita, terutama wanita remaja. dimana para wanita remaja sedang mengalami masa puberitas.

saya salah satu diantara yang menderita skoliosis. hampir 6 tahun saya menjalani kehidupan saya dengan skoliosis, tetapi saya merasakan hal yang sama seperti orang normal lainnya yang punggungnya terlihat tegak. sejak saya kelas 1 SMP kakak saya melihat postur punggung saya yang membengkok ke kanan tetapi pada saat itu keluarga saya mengganggap itu hal yang biasa akibat dari posisi tidur saya. semakin hari pembengkokan itu semakin terlihat, akhirnya saya dibawa oleh ayah saya ke RSCM pada saat itu saya duduk dibangku kelas 3 SMP, hari pertama saya periksa di RSCM dokter ahli tulang belakang saya yang bernama Dr. Iman memberitahu bahwa saya terkena skolosis. awalnya saya belum mengerti apa itu skolisis, dan Dr. Iman menyuruh saya untuk melakukan rotgen tulang belakang untuk mengetahui berapa derajat kemiringan tulang belakang saya. hari itu juga saya langsung dibawa oleh ayah saya ke RS. Santa Carolous untuk dirotgen. dan pada saat dirotgen hasil rotgenan saya ada sekitar 4 lembar, yaitu bagian tulang belakang, tulang dada, tulan leher dan tulang pinggul.

Hari kedua saya membawa hasil rotgenan saya kepada Dr. Iman dan hasilnya kemiringan saya sudah mencapai <15 derajat dimana posisi normal kemiringan tulang belakang untuk skoliosis adalah 15 derajat diatas 15 derajat harus dilakukan operasi. dan dokter Iman pun menyuruh saya agar segera dilakukan operasi sebelum derajat kemiringannya semakin besar. tetapi pada saat itu dokter Iman memberitahu resiko-resiko apabila saya menjalankan operasi skoliosis. sedangkan pada saat itu saya mau mengahadapi ujian nasional tingkat SMP, saya langsung down pada saat itu. mengingat kata-kata dokter Iman dan alhasil saya bolos bimbingan belajar. dan ayah saya pun langsung mengambil keputusan saya harus operasi setelah saya selesai UN. tapi karena saya masih takut dengan kenyataan yang ada. dibayangan saya operasi skoliosis itu adalah operasi yang besar dan beresiko sangat besar juga. resikonya adalah bisa terjadi kelumpuhan bahkan kematian, karena tulang belakang tersebut mengandung banyak syaraf-syaraf. apabila pada saat operasi mengenai syaraf maka akan terjadi kelumpuhan, begitulah penjelasan dokter kepada saya. akhirnya saya memutuskan untuk tidak operasi dulu. saya masih mengumpulkan keberanian untuk melakukan operasi. kemudian pada saat itu ayah saya menyuruh saya untuk datang ke tempat om saya. beliau ada seorang dokter dan rektor dari suatu universitas swasta yaitu YARSI. setelah saya konsultasi dengan om saya, saya dirujuk untuk ke RSPAD. hal yang sama dengan RSCM saya tetap harus operasi atau selama saya menunggu untuk siap dioperasi saya disarankan untuk memakai baju besi. kebayang dong baju besi itu seperti apa. akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk operasi di RSPAD, lumayan serem sih karena dokternya juga berlatar belakang tentara. dari awal sih juga kurang srek sama dokternya yang super serem dan sedikit jutek sih hehe.

next lupain RSPAD dan balik lagi ke dokter yang pertama. mau ga mau harus balik ke RSCM lagi. karena ibu saya masih takut saya melakukan operasi, akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrol ke RSCM, sambil menunggu hasil UN keluar akhirnya saya dapet info dari sodara saya kalo di RS Internasional Bintaro yang sekarang jadi RS Premiere Bintaro, ada seorang dokter orthopedi yang ahli dalam mengatasi skoliosis yaitu dr.Lutvi Gatam. akhirnya saya coba dateng ke RSIB dan untuk pertama kalinya saya bertemu dr.Lutvi itu kesan pertamanya baik banget dan beliau berusaha buat pasiennya calm down tentang skoliosis ini. pertama kontrol ke dr lutvi saya disuruh untuk rotgen lagi "dalam hati rotgen lagi", karena kata dr lutvi rotgen saya yang kemaren itu sudah 3 bulan yang lalu dan dr lutvi mau ngeliat berapa derajat kemiringan tulang saya apa masih tetap apa justru malah bertambah. akhirnya saya melakukan rotgen untuk kedua kalinya dan besoknya saya harus kontrol lagi ke dr lutvi. besoknya saya memberikan hasil rotgen saya kepada dokter lutvi dan ternyata derajat kemiringan saya bertambah "wow cepet banget ya padahal baru 3 bulan kemaren" dan hasilnya dokter lutvi cuman ngomong satu kata "Operasi". udah 3 dokter aja yang bilang harus operasi, dari situ saya mulai deg-degan lagi udah ngebayangin operasi. tapi dokter lutvi bisa ngejelasin kalo operasi skoliosis tidak seserem yang dibayangin. dokter lutvi menjelaskan kalo di RSIB itu ada alat digital pendeteksi syaraf jadi ga usah takut bakalan kena syaraf. dan operasi skoliosis itu bukan cuman dilakukan oleh dokter orthopedi aja tapi dokter jantung,syaraf dan anastesi juga ada. sedikit tenang sih abis dijelasin dokter lutvi, tapi sekarang permasalahannya ayah saya tetep mau operasi dengan dr Iman yang di RSCM. waktu itu saya sama kakak saya cuman mikir "kalo gaboleh sama papa nyari uang dimana ya" secara operasi skoliosis membutuhkan biaya yang sangat besar. ya kalo di itung-itung bisa beli mobil satu (Sehat itu penting). saya dan kakak saya coba buat ngejelasin ke ayah saya tapi tetap dengan prinsip ayah saya. alhasil mama saya jadi turun tangan dan mama saya langsung memutuskan untuk membawa saya ke Malaka. tapi saya nggak mungkin kan bolak-balik jakarta malaysia, akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke Pekan Baru, Riau karena Riau itu lumayan deketlah dengan malaysia sebenernya sih lebih mikirin ke akomodasi transportasi a.k.a lebih murah berangkat dari pekan baru malaysia dari pada jakarta malaysia. selain itu juga mama sering ada kerjaan juga disana jadinya saya memutuskan untuk melakukan operasi disana dengan dr. Sivannesan ahli orthopedi.

(Kiri) sebelum operasi, (kanan) sesudah operasi

dari 4 dokter yang saya datangi itu juga bilang kalo operasi skoliosis itu bukun untuk menyembuhkan hanya saja untuk mengurangi derajat kemiringannya saja yang di bantu oleh beberapa pen untuk menopang tulang belakang agar tidak semakin bergeser. jadi sekarang semua itu tergantung dari diri saya sendiri. saya harus bisa membiasakan diri untuk berdiri tegap dan posisi tidur yang lurus agar tidak semakin miring. ada bahayanya ga sih skoliosis itu?

Bahaya dari skoliosis itu menurut yang saya baca dan yang saya dengar adalah pada saat tulang belakang semakin bergeser maka tulang tersebut bisa menutupi rongga paru-paru alhasil nafas jadi sedikit dan gampang ngos-ngosan (untuk tulang bagian dada). dan resiko lainnya yaitu pada saat hamil adalah bakal sering ngerasain yang namanya ngilu lebih dari ngilunya ibu hamil biasanya. tapi sekarang saya udah mulai terbiasa dengan skoliosis ini. banyak yang nanya malu ga sih kalo misalnya orang melihat klo saya itu skoliosis/ terlihat kalo tulang belakang saya miring?

Awalnya setiap saya pergi ke mall atau manapun yang ada dipikiran saya adalah aduh orang sadar ga ya klo tulang gue bengkok, aduh kayaknya ngeliatnya aneh banget sih. tapi sih itu ternyata cuman perasaan saya aja. hehe. skoliosi saya baru terlihat pas saya memakai kebaya atau baju yang ketat. tapi saya berusaha buat percaya diri, karena saya juga punya temen SMP yang sama dengan saya namanya Dika. Dika juga skoliosis tapi dika punya percaya diri yang tinggi banget. jadi saya sendiri pun ga malu dengan skoliosis ini hehe.